Minggu, 27 Mei 2018

Februari


Surat Untuk Februari

MT. Marapi Sumatera Barat

Hai,

Kata sapaan yang sering kali terlupakan, padahal kita selalu bersatu. Kapan kita bisa bercerita layaknya seorang kekasih yang sangat merindu. Menceritakan tentang semesta dan progress yang akan kamu capai tahun ini. Kapan kita bisa bercengkrama layaknya buku yang selalu memanggil untuk dibaca dan dibuka perhalaman.
Hah, ada pertanyaan yang dilewatkan. Maaf.
Oh ya, apa kabar kamu hari ini, apakah baik-baik saja?.
Diri ini berharap tubuh kita baik-baik saja. Sudahkah kamu refreshing untuk gejolak dunia yang semakin berkecamuk, dan tuntutan hidup yang semakin mengganas?, diri ini selalu ingin bertanya apakah kamu bahagia dengan aktivitas kamu sekarang. Diri ini ingin melihat kamu tersenyum agar terlihat bahagia tetapi hanya topeng, justru ingin melihat kamu bahagia seutuhnya. Melihat kamu tersenyum dan bahagia bersama alam, kemah, dan menelusuri salah satu sudut terpencil, hah, betapa bahagianya kamu bercengkrama dengan alam, dan kamu menjadi bebas dari permasalahan sebelumnya. diri ini melihat kamu menjadi layaknya manusia yang bukan berdarah dingin. Bisakah kamu mengulang kembali?
Diri ini bingung ingin bertanya tentang apa ke kamu lagi.
Oh iya aku baru ingat, apakah kamu sudah memikirkan pasangan yang bisa mendampingimu saat ini dan seterusnya?
Pasti kamu  masih takutkan, takut pasangamu tidak menerimamu. Tetap saja egomu selalu kamu utamakan, bahwa kamu masih ingin bebas. Ya tidak masalah. Asal kamu  tidak terlalu berharap dengan kriteria pasangan yang selalu kamu inginkan. Sebenarnya kamu sadar, tetapi selalu saja kamu lawan kenyataan.
Ayolah, bahagia. Dan coba terima.
Diri ini paham akan sikapmu saat ini, kamu merindukan orang tua mu ketika kamu mendengar bahwa ibumu bilang “apa yang ibu pusingkan, jodohmu belum ada”. Saat itu kamu tertawa dan mengalihkan pembicaraan, padahal ingin bilang kepada ibumu, “bu, diri ini belum siap tetapi ingin mengenalkan pasanganku sekarang, hanya saja pasangan anakmu ini, masih malu untuk menunjukkan dirinya” atau “bu, aku  tidak mau dijodohkan” atau “bu, aku masih menyukai seseorang saat ini, yang kemarin aku ceritakan, tetapi dia jua memilih anakmu yang tidak feminim ini” atau “bu, aku rindu ingin bercerita tentang keadaanku saat ini”.
dan sekarang diri ini hanya ingin bertanya

“Dewi, sampai kapan kamu menggunakan topeng itu?


Tidak ada komentar:

KATO "Nyap - nyap!!!"

Sumber Foto : Noza (Wa_29 November 2021) Dinas Pariwisata Provinsi Riau melangsungkan kegiatan Kenduri Riau selama 4 hari  dari tanggal 26-2...