Jumat, 03 Desember 2021

KATO "Nyap - nyap!!!"


Sumber Foto : Noza (Wa_29 November 2021)

Dinas Pariwisata Provinsi Riau melangsungkan kegiatan Kenduri Riau selama 4 hari  dari tanggal 26-29 November 2021. Kegiatan tersebut diadakan di Taman Rekreasi Alam Mayang Pekanbaru, Provinsi Riau. Salah satu perserta yang mengikuti lomba musik melayu kreatif yaitu berasal dari Siak dibawah Asuhan Dinas Pariwisata Kabupaten Siak dengan nama grup KATO. Grup KATO membawa karya Nyap-Nyap. 

"Konsep Komposisi musik ini berakar pada gaya bahasa, intonasi serta logat masyarakat melayu Riau dalam berkomunikasi. Terdapat hal yang menarik pada fenomena seperti meghentang, meghaot, sungut, celoteh, becutai. yang mana pada tiap peristiwa mempunyai ekspresi yang berbeda pula. Namun terkadang hal ini sekilas mempunyai makna negatif, Karena secara umum menggerutu tidaklah baik. Namun ada hal yang membedakan pada gerutu orang melayu. Yaitu hakikat tiap gerutunya terselipkan juga sebuah nasehat, harapan dan juga do'a", kata Tak Suwang selaku komposer karya ini. 

Tak Suwang juga mengatakan bahwa "Dalam karya ini juga menekankan pada Intonasi, karena Intonasi inilah yang menjadi dasar pijakan dalam membentuk struktur ritme dan melodi sehingga dipadupadankan sebagai pengungkap ekspresi dalam komposisi musik. Dengan menggunakan instrumen musik konvensional dan non konvensional Seperti, biola, akordion, suling, bass. gambus, tambur, gendang panjang, gendang bebano, gong, gonto, calempong dan vocal. Diharapkan mampu mewakilkan ekspresi yang disampaikan".


Sumber Foto : Noza (Wa_29 November 2021)

Pemusik yang terlibat untuk Karya Nyap-nyap yaitu Rakis pada Biola, Nissa pada Vocal, Iwil pada Akordion, Noza pada Gambus, Ngah Izzi pada Bass, Rakin pada suling, Gumelar pada perkusi, Nanda kibo pada perkusi, serta (Tak Suwang) sebagai komposer.

Karya Nyap-nyap mendapatkan juara 1 untuk kategori Lomba Musik Melayu Kreatif pada acara Kenduri Riau 2021.

Minggu, 13 Oktober 2019

Disgrafia

 doc : Dewi Safrila Darmayanti

Anak-anak pada umumnya yang sudah menduduki satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama kisaran 12-15 tahun, mereka memasuki tahap remaja. Usia ini menjadi tahap perkembangan serta pertumbuhan anak-anak karena masa peralihan dari anak-anak ke masa remaja. Pada usia ini para pendidik satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama percaya, bahwa peserta didik sudah bisa membaca dan menulis. 

Beberapa fakta yang terjadi yang disaksikan oleh pendidik, bahwa diantara 1:100 terdapat kasus dimana anak-anak menderita kasus disgrafia. diambil dari www.motherandbaby.co.id Dr. Sanveen Kak-Sadhnani, psikolog klinis dari Thomson Pediatric Centre – The Child Development Centre, Singapura menjelaskan "Disgrafia adalah kesulitan belajar spesifik yang memengaruhi kemampuan menulis dan motorik halus"

Kasus ini berbeda dengan penderita disleksia yang membuat anak kesulitan dalam membaca, kasus penderita disgrafia membuat anak kesulitan dalam berekspresi dalam bentuk tulisan. penderita disgrafia kesulitan dalam membuat tulisan tangan, mengeja, dan mengorganisasikan pikiran. ketika mereka akan menulis dan mendapat ejaan atau dikte dari pendidik, dia akan kesulitan untuk menuliskan hal yang telah disampaikan oleh orang lain atau pendidikan.

penulis melihat salah satu sekolah di kota pekanbaru, terdapat beberapa anak yang menderita digrafia. anak tersebut akan sangat ketakutan ketika seorang pendidik mendikte atau menyampaikan materi. dia akan merasa tersudut karena tidak bisa menulis yang disampaikan oleh pendidik. memang tidak seluruh anak yang mengalami penderita disgrafia, hanya beberapa diantaranya.

berdasarkan artikel motheranbaby.co.id dijelaskan beberapa gejala disgrafia di bawah ini :

• Kesulitan menulis cetak maupun membuat tulisan sambung.
• Tidak konsisten dalam menulis. Contohnya, sering memadukan tulisan cetak dan tulisan sambung, menggabungkan huruf besar dan huruf kecil, ukuran huruf yang tidak sama, atau bentuk huruf yang berubah-ubah.
• Kata-kata yang ia tulis sering tidak selesai, baik tidak selesai dalam artian kurang huruf atau bahkan kurang kata.
• Sering memberikan spasi yang tidak beraturan jaraknya antar kata atau antar huruf.
• Saat menulis, posisi tubuh, pergelangan tangan, atau kertasnya sering tidak wajar.
• Sering kesulitan memvisualisasikan formasi huruf.

penderita disgrafia bukan berarti dia bodoh atau kategori anak yang memiliki IQ dibawah rata-rata, anak nakal, atau sebagainya. anak-anak penderita disgrafia sama seperti anak normal tetapi ada beberapa hambatan yang terjadi pada diri sang anak. penderita disgrafia memiliki gangguan dan hambatan dalam menulis. tetapi walaupun sang anak memiliki ganguan tersebut, mereka tetap anak normal yang memiliki kemampuan lainnya.

artikel lainnya :
https://www.motherandbaby.co.id/article/2019/4/39/12190/Mengenal-Gejala-Anak-Disgrafia-dan-Cara-Mengatasinya

Penulis : Dewi Safrila Darmayanti

Minggu, 21 Juli 2019

Gelombang Perindu "Kudo Bono"


Penulis : Dewi Safrila Darmayanti

Nama Kabupaten Pelalawan berawal dari nama sebuah kerajaan Pelalawan yang pusat kerajaannya berada di pinggir sungai Kampar. Kerajaan ini berdiri tahun 1761, dan mulai terkenal pada masa pemerintahan Sultan Syed Abdurrahman Fachrudin (1811-1822).

Kabupaten Pelalawan secara administratif terdiri atas 12 wilayah kecamatan, yang meliputi 106 Desa dan 12 Kelurahan. Kecamatan yang belum memliki kelurahan, yaitu Kecamatan Bandar Seikijang dan Bandar Petalangan. 


Salah satu objek wisata di wilayah Kab. Pelalawan adalah Bono. Bono adalah gelombang atau ombak yang terjadi di Muara Sungai KamparKabupaten PelalawanProvinsi RiauIndonesia. Ombak Bono Sungai Kampar merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang. Biasanya ombak atau gelombang hanya terjadi di tepi pantai atau laut ataupun danau yang luas akibat perubahan arus air dan angin. Ombak yang berukuran cukup besar banyak dimanfaatkan untuk bermain selancar. Maka, jika melihat orang berselancar di pantai adalah suatu hal yang sudah biasa. Tetapi melihat orang berselancar di arus sungai adalah suatu hal yang luar biasa. Bono terbesar biasanya terjadi ketika musim penghujan dimana debit air Sungai Kampar cukup besar yaitu sekitar bulan November dan Desember.

pic : https://pekanbaru.tribunews.com/2019/01/09/festival-bekudo-bono-di-pelalawan

Beberapa waktu lalu sabtu, 20 Juli 2019 di Kota Pekanbaru tepatnya di Anjung Seni Idrus Tintin. Bono menjadi sumber inspirasi oleh salah satu koreografer yang bernama Faizal Andri. Bono dijadikan sebagai bentuk pertunjukan. Penggarapan untuk Parade Tari  Provinsi Riau 2019 mengarah kepada cerita legenda yang pada hari ini menjadi sebuah objek wisata. oleh karena itu, Faizal Andri tertarik untuk menggarap peristiwa yang terjadi pada ombak bono, menjadi sebuah bentuk penggarapan pertunjukan tari.
Bono sebenarnya terdapat di dua lokasi di Provinsi Riau yaitu di Muara (Kuala) Sungai Kampar Kabupaten Pelalawan dan di Muara (Kuala) Sungai Rokan. Bono di Kuala Kampar sebagai BONO JANTAN karena lebih besar, sedangkan Bono di Kuala Rokan sebagai BONO BETINA karena lebih kecil.
Pada penelitian ilmiah Gelombang Bono atau Ombak Bono atau Bono Wave yang merupakan suatu fenomena alam, secara sederhana dapat disampaikan bahwa terjadinya Ombak Bono adalah pertemuan arus pasang air laut dengan arus sungai dari hulu menuju muara (hilir). Di dalam kajian Lingkungan Mekanika Fluida (Environmental Fluid Mechanics), Bono disebut Tidal bore atau bore/aegir/eagre/eygre. Secara ilmiah, gelombang bono merupakan salah satu peristiwa alam yang cukup langka dan jarang terjadi. Dimana kita akan menyaksikan sebuah gelombang besar yang layaknya terjadi di tengah laut, namun ini terjadi di sebuah sungai air tawar. Gelombang bono terjadi diakibatkan benturan tiga arus air yang berasal dari Selat MelakaLaut Cina Selatan dan aliran air Sungai Kampar. Akibat benturan ini, menjadikan gelombang air di muara sungai Kampar bisa mencapai ketinggian 4-5 meter dengan ditandai sebelumnya dengan suara gemuruh yang hebat. Ini merupakan fenomena ilmiah yang akan dipercayai oleh kaum intelektual saja. (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bono_(ombak))
Faizal Andri selaku koreografer dari Kab. Pelalawan mengatakan 
Koreografer : Faizal Andri
"Salah satu wisata yang terkenal di Riau itu yaitu Bono. Kudo dulu masyarakat meyakini bahwa ombak yang datang membentuk kuda jantan, yang selalu bermain saat bulan purnama. Dia ombak tetapi seperti kuda yang bermain membuat menarik hari orang lain. Bono juga diyakini sebagai benteng untuk pejajahan masuk. karena hal itu, membuat Belanda penasaran. oleh karena itu, Belanda menembak satu kudo jantan. jadi ada barisan paling depan, itu yang ditembak Belanda menggunakan meriam. maka saat ini, ombak bono hanya tinggal 6 (enam) padahal pada saat dahulu terdiri dari 7 (tujuh)", sebab itu judul dari karya ini "Kudo Bono"".
Oleh sebab itu, penggarapan karya tari oleh sang koreografer memunculkan peristiwa atau fenomena yang terjadi pada bono. Penari untuk karya Kudo Bono terdiri dari 9 (sembilan) orang yaitu Robi, Fahrurrahman, Said Ilham, M. Azis, Rafki Wahyudi, Rizki Adi Pratama, IIs, Dwi Giliadzhari, dan Ari Pandi. 
Faizal Andri mengatakan penari diambil 9 (sembilan) karena untuk komposisi ingin melihatkan ombak itu 7(tujuh), 2 (dua) lagi sebagai Belanda yang datang. Penari laki-laki lebih diutamakan dalam tarian ini karena ingin memunculkan tentang Kudo Jantan. 
Banyak kejutan yang terjadi dalam penggarapan karya ini, pemanfaatan properti yang sudah dipasang didalam songket. ketika dikembangkan menjadi sebuah bentuk gelombang. peristiwa yang ditawarkan dalam tarianpun juga ada beberapa yang menandakan gelombang yang dihasilkan dari bono. 
Pada awal karya koreografer mentransformasikan kepada penari melalui bentuk-bentuk gerak, sehingga seperti melihat gelombang. Teknik yang terdapat dalam komposisi garapan  kudo bono juga mengandung unsur serempak (unision), berurutan (canon), berselang-seling (alternate), berimbang (balance), dan terpecah (broken). serta menggunakan desain atas dan desain bawah. 
Menuju ketengah karya kejutan terjadi sekitar pada menit ke 2.36. pemunculan gelombang yang diibentuk dari kain yang sudah dibawa sejak nari. tidak terlihat karena berada dalam songket (jenis kain tenunan tradisional rumpun melayu salah satunya di Indonesia). Di menit berikutnya penari terlihat menjadi seperti kuda. setelah itu, muncul peristiwa dari Belanda datang untuk melihat gelombang hingga bono menjadi 6 (enam) gelombang. hingga pada hari ini, ombak bono menjadi tempat wisata.
Untuk tata rias dan busana, koreografer lebih memilih warna yang lebih mendekati warna di Teluk Meranti. Penggunaan warnanya juga mengarah kepada warna netral, tersier, dan sekunder. Pada hari ini, ombak bono menjadi tempat wisata baik wisatawan lokal atau wisatawan asing.

Koreografer : Faizal Andri, S.Pd
Komposer : Nanda Putra
Penari :
Robi Alvin, Fahturrahman, Said Ilham, Mohammad Azis, Dwi giliadzhari, Iis, Rizkinadi Pratama, Rafki Wahyudi
Pemusik :
Syahira, Mhd. Adryan Gigs, Ilham Fickry, Syahendra, Wahyudi Roby, Ridho, Ferdi Imam, dan Yuskam Jasdono.

Senin, 01 Juli 2019

Punya mimpi? bagaimana kalau di "pulangkan" saja?



Film "Pulang" setelah mengejar mimpi produksi Masif (Mandau Sinema Kreatif) berasal dari Kota Duri. Massif bertujuan untuk merangkul segala seniman kreatif yang berdomisili di Mandau, Kota Duri, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Tepat pada malam ini tanggal 1 Juli 2019, telah dilakukan pemutaran perdana Film Pendek di Piramida Café Kota Duri. Penayangan film pendek ini mendapatkan apresiasi baik dari kalangan generasi muda ataupun generasi tua.

Walau film ini penggarapannya muncul di generasi milenial, tetapi pada penggarapannya memberi kesan yang berbeda. Hal demikian terjadi karena rata-rata generasi milenial menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile setidaknya 3 jam perhari. Dan hal tersebut tidak diperlihatkan penggarapan film. Generasi milenial dalam film "Pulang" setelah mengejar mimpi yang diproduksi oleh Masif, memperlihatkan bagaimana generasi milenial membahas tentang sebuah impian.

Film ini menceritakan tentang seorang anak yang mimpinya terhalang oleh orang tua. Sang ayah yang tidak mendukung dalam bakat yang dimiliki sang anak yaitu dalam dunia permusikan. Sang anak yang diperankan oleh Viqrie Ramadhan mempunyai bakat seperti composing, bernyanyi, serta bermain salah satu instrument musik, hingga sebelum kesuksesannya hanya dipandang sebelah mata oleh sang ayah dan beberapa orang lain yang melihatnya. Hingga pada akhirnya dia ingin merantau ke kota besar. Biaya keberangkatan yang diperolehnya dengan menjual sepatu, hp, baju, serta yang lainnya kepada seseorang yang dia kenal kecuali alat musik gitar yang selalu dia bawa kemana-mana.

Menjadi seorang anak muda dalam mengejar mimpi. Pencarian demi pencarian, serta kebahagiaan yang dia peroleh ketika hobi yang dia lakukan dengan ikhlas membuahkan hasil. “hobi yang dibayar”. Membungkam cacian orang-orang terhadap sesuatu yang dia jalani, padahal dia bekerja keras bahkan keras terhadap dirinya dalam bidang musik. Mimpi yang terbayar, mimpi yang terwujud, mimpi yang didambakan. Tetapi walaupun demikian dia tetap menjadi anak yang tetap mengingat dimana dia berasal dan siapa orang tuanya. walau sang ayah tidak mendukungnya, tetapi dia tetap pulang dan memeluk sang ayah. Sang ayah yang pada akhirnya mendukung talenta sang anak.

Pada akhirnya kita tahu, tidak ada yang menghianati sebuah proses, musik ataupun seni lainnya memiliki sebuah proses. Jangan pernah memandang seseorang dengan rendah ketika dia belum memiliki sesuatu. Ingat “belum”. Suatu saat nanti akan berubah, bisa saja mereka yang dianggap hina menjadi agung. Tidak ada yang bisa menebak masa depan.

Semua pilihan tergantung kepada siapa pemilihnya dan apa pilihannya. Pada hari ini, tetap jalani dan support selalu.

Teruntuk Masif teruslah berkarya, jangan berhenti hingga disini. Selalu galilah potensi daerah. Membangkitkan kota kecil yaitu kota duri sebagai rumah yang dirindukan pulang. Rumah ternyaman yang mereka miliki. Cintai dirimu, cintai daerahmu, bicaralah kepada dirimu sendiri. Lakukan, lakukan, dan lakukan. Tutupi kekurangan dengan proses, lanjutkan potensi dengan proses. Lakukan semuanya, jangan cepat puas terhadap sesuatu, karena dimasa depan “para generasi mudalah yang akan meneruskan jejak sang pejuang masa lalu”. Keep spirit. 

Rabu, 29 Mei 2019

Seminggu Berhari Raya - Senario (Cover) by Blacan Aromatic Ethnic Project


Cover by Blacan Aromatic Ethnic ProjectPresent : Senario - Seminggu Berhari Raya
Raya pertama dengan keluargaAyah bonda maaf dipintaAdik-adik senyum selambaSarung ada duit tak adaRaya kedua dengan saudaraMak Long Mak Ngah Fatimah UdaYang tua bersembang kisah lamaYang muda mengadap TV ajeRaya ketiga ke rumah kawanBekas murid satu tingkatanTerhibur hati tak dapat bayangkanRiuh macam pasar ikan( korus )Seminggu berhari rayaKunjung mengunjung rumah terbukaJalinkan kasih sesama kitaLupakan saja sengketa lamaRaya keempat yang istimewaKe rumah intan pujaan terunaTiba di halaman hatiku hampaKasut capal penuh di tanggaRaya kelima diajak temanJalan-jalan sampai ke pekanTengok wayang filem hindustanAyoyo duit habis belanja temanRaya keenam rumah tok ketuaHarapan nak duit rayaDihulur pula tabung dermaBalai yang baru nak dibinaDi mana!( ulang korus )Raya ketujuh berihat sajaEsok puasa enam pulaHabis puasa sambung berayaSelagi syawal masih ada__________Manager : Dewi Safrila DarmayantiPimpinan Produksi : Ira Warda NovaArt Director : Ncek MatrockEditor : Rakis FadliCrew : Iwil Smith, Ira, DewiAssistant Camera : Iwil Smith, Ira, DewiStudio : Jwa ArtActor : Zalfandri Zainal, Taufiq Yendra Pratama, Rakis Fadli, Nurhabibayu, Rosiman IskandarVocalis : Tengku Al-Azmi, Rakis Fadli, MatrockSpecial Thanks To : Ayam Campus Geprek Air Dingin IIIDwi ArgiNoza Charly, Adrian, Anas, Labib, Iwil, Wahyu, Dono, Iir, Axl, Ilham JoyahManagement : Blacan Aromatic Ethnic ProjectConnect With Blacan Aromatic Ethnic Project:Soundcloud : https://soundcloud.com/blacan-aromatic Instagram : @blacanaromatic__________Contacts Phone :(+62) 85279292978 (Rakis)(+62) 81365407737 (Matrock)(+62) 81365002859 (Dewi)email : blacanaromatic@gmail.com__________#BlacanAromatic #MusisiAkarTradisi #Pekanbaru

Kamis, 28 Februari 2019

Bangsal Seni - Kelompok Panca Kolab



Penata Musik : Iyan
Pemusik :
Tama
Ina
Ica
Kabut
Iyan

Sinopsis :
Masa dulu anak-anak khususnya di daerah riau selalu bermain permainan anak, seperti bermain layang-layang, kelereng, mandi sungai, dan lain-lain. Namun sekarang anak-anak sudah meninggalkan permainan tradisional & memilih bermain game online di rumah masing-masing. Sehingga karya ini menceritakan tentang sedingnya tidak ada permainan tradisional itu lagi, karya ini menceritakan bahagianya anak-anak tersebut bermain permainan tradisional pada masa dahulu.

Program Edukasi : Blacan Aromatic Ethnic Project
Manajer : Dewi Safrila Darmayanti
Direktur Program : Ira Warda Nova
Pelaksana : Hima Sendratasik FKIP Universitas Islam Riau
Dokumentasi : Hima Sendratasik FKIP Universitas Islam Riau

Blacan Aromatic Ethnic Project. Education Project
Pekanbaru, Riau, Indonesia

#MusisiAkarTradisi
#BangsalSeniBlacanAromatic
#EdukasiMusik
#BlacanAromaticEthnicProject
#Pekanbaru

Bangsal Seni - Kelompok Minyak Curah



Judul : Bujang

Penata Musik : M. Adrian Gigs
Pemusik :
Roby Wahyudi
Reski Saputra
Salsabila Indarwani
Yelvi Anita

Sinopsis :
Karya ini menceritakan hidup seorang anak yang sangat riang dan gembira. Ia adalah anak yang sangat dalam menuntut ilmu di sekolah, tetapi pada suatu hari ia mendapat perlakuan buruk dari teman-temannya di sekolah serta ia dibulli. setelah saat itu semangat ia di sekolah seketika menghilang.

Program Edukasi : Blacan Aromatic Ethnic Project
Manajer : Dewi Safrila Darmayanti
Direktur Program : Ira Warda Nova
Pelaksana : Hima Sendratasik FKIP Universitas Islam Riau
Dokumentasi : Putra, Hima Sendratasik FKIP Universitas Islam Riau

Blacan Aromatic Ethnic Project. Education Project
Pekanbaru, Riau, Indonesia

#MusisiAkarTradisi
#BangsalSeniBlacanAromatic
#EdukasiMusik
#BlacanAromaticEthnicProject
#Pekanbaru

Senin, 25 Februari 2019

Bangsal Seni - Kelompok Pucuk Putat



Judul Karya : Cuk Kondung

Pemain :
Ilham Fikcry
Mhd. Labib Adil Fathori
Yuskam Jasdono
Lailatul Qodriyah
Rifki Zikrillah
Suhendri Saputra

Sinopsis:

Cuk kondung merupakan permainan rakyat di sesing Kab. Pelalawan, seperti permainan kejar tangkap seperti polisi-polisian.

cuk cuk kondung
cuk kondung kali mari
terempas permainan daun jagung
anak ayam patah kaki

pak tepak menanam tanam
paku lebak setaik ayam

Bangsal Seni - Kelompok Cempaka



Judul : Ego

Penata Musik : Dwi Argi
Pemain :
Adityya Nur Rahma
Tiara Hanum
Puteri Vebri Lestari
Sarmila Yulinda
Wulandari

Sinopsis :
Tekak Jangan diikut
Nafsu jangan diturut
Paham dalam becakap
Supayo kawan tak berkurang

Minggu, 24 Februari 2019

Bangsal Seni - Apa Ni? (Kelompok 1)



Judul Karya : Mari Bermain

Penata Musik : Sabri
Pemain :
Mayang Sari
Wika Mayani Lestari
Iin
Sabri
Mat
Aai
Nando

Sinopsis :
Karya ini diangkat dari kebiasaan anak-anak. Pada dasarnya naluri anak-anak suka bermain apalagi ketika sore hari telah tiba. setelah tidur siang biasanya anak-anak berkumpul dilapangan untuk bermain bersama-sama, bercanda gurau, serta tertawa bersama.
suasana dalam bermain inilah yang kami garap dalam karya ini.

Rabu, 17 Oktober 2018

SILEK "LAPUAK-LAPUAK DI KAJANGI #2" DI KOTA SOLOK




(Diskusi/Workshop Silek - H1)
Oleh : dewisafrila29@gmail.com



Di dalam buku Silat Tradisional minangkabau dikatakan bahwa Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mual silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. silat menurut KBBi adalah olahraga(permainan) yang didasarkan pada ketangkasan menyerang dan membela diri, baik dengan menggunakan senjata maupun tidak.
Di Kota Solok, silek  tumbuh melalui dua alliran. Kedua aliran tersebut berasal dari pagaruyuang  dan agam. Silek yang berasal dari utara dan selatan yaitu pagaruyuang adalah bagian selatan serta lebih mengarah kepada bagian pesisir dan lebih mendominasi dasar silek yaitu langkah 4 (empat). Langkah 4 (empat) lebih bersifat dalam bentuk pertahanan. Gerakan yang dilakukan lebih mengarah kepada salam (adab), ruang tubuh yang digunakan lebih kecil, langkah yang digunakan menyanding, melindungi dada (alif, lam, ha). Salah satu catatan rahasiailmu.wordpress.com mengatakan Alif, Lam,Ha adalah ucapan kepada rahasiamu, penjaga urat dan sumsum Mu, Qalbi kepada Allah. Sehingga dalam Langkah 4 lebih membentuk pertahanan tubuh dan menyerahkan diri kepada Allah. Sedangkan yang berasal dari agam yaitu bagian utara lebih mengarah kepada penyerangan dan lebih mendominasi dasar silek yaitu langkah 3 (tiga). Langkah 3 (tiga) lebih membuka badan dan tangan lebih mencengkeram. Cengkeram menurut KBBI adalah memegang erat-erat dengan cakar (kuku), dan menguasai (menggenggam). Hal demikian karena langkah 3 yang berasal dari agam adalah silat harimau. Oleh karena itu silat di Solok adalah pencampuran antara kedua aliran yang berasal dari utara dan selatan.
Di Solok untuk memulai silat dibuka terlebih dahulu dinamakan Pembuka Pecah Manggis. Teknik dalam melakukannya terlebih dahulu ke belakang, kesamping, dan kemudian ke depan. Terdahulu di Solok silek menjadi seni permainan yang muncul ketika sawah di Solok sedang panen padi. Oleh karena itu, setelah panen maka diadakanlah seni pertunjukan silek. Pertunjukan tersebut juga menjadi ajang bagaluik atau bercanda antar sesama masyarakat karena kegembiraan yang telah diperolehnya.
Pertunjukan seni permainan silek dahulunya dilakukan di Pematang. Pematang menurut KBBI adalah jalan kecil yang agak ditinggikan (di sawah, ditempat yang berpaya-payam dan sebagainya) dan pengertian lainnya yaitu bagian tanah di sisi kotak penggalian yang dibiarkan sehinggga tempat yang digali tampak dan dapat terus diteliti. Oleh karena itu menurut KBBI pematang sawah adalah tambak (tanggul) kecil utnuk batas atau jalan di sawah. Jadi ketika panen sudah tiba akan dilakukan silek dan akan muncul juga nenek-nenek mengeluarkan ilmu batin. Mereka akan diberikan tantangan siapa yang bisa membawa batuang  atau bambu ke sawah.
Datuak Tan Panggak (15 Oktober 2018, Solok) mengatakan silek tuo mengarah kepada olah batin. Gelar Datuak Tan Panggak didapatkan dari adat dan merupakan salah satu turunan dari Mamak (sutan). Ada beberapa adab dalam silek dan siapa saja yang tidak boleh dilawan di dalam silek yaitu
1.      Orang tua
2.      Guru
3.      Rajo/Pemerintah
Sedangkan 3 (tiga) bagian untuk mempelajari silat yaitu
1.      Bunga silat yaitu langkah
2.      Batang pengikat lawan seperti mengabek / dikabek atau diikat
3.      Isi
Pengarahan ISI (isian) lebih tertutup. Dikarenakan apabila terbuka akan menimbulkan fitnah apabila orang lain melihatnya.
Masyarakat tetap mempercayai bahwa belajar silat, maka akan juga akan belajar islam. Walaupun terdapat beberapa syarat dalam mempelajari silat, tetapi tidak melenceng atau menyimpang dari ajaran Adat bersendi syarak, syarak besendi kitabullah. Artinya segala perbuatan atau pekerjaan hendaknya selalu mengingat aturan adat dan agama, janganhendaknya bertentangan antara satu dengan yang lainnya. Adapun syarat-syarat yang harus dibawa ketika akan belajar silat yaitu
1.      Membawa ayam
Ayam diperuntukkan untuk makan bersama. Makan bersama adalah media berinteraksi agar terjalin hubungan emosional antara satu dengan yang lain atau menjalin hubungan silaturahmi.
2.      Mendoa
3.      Kain putih
Kain putih terdapat dua pengertian. Dahulu orang tua dulu datang ke surau menghantarkan anak laki-laki ke surau dan menyerahkan anaknya kepada guru di surau, sang orang tua menyerahkan hidup dan mati sang anak di surau tersebut dan kepada guru tersebut. Sehingga apabila terjadi sesuatu kepada sang anak maka orang tua akan ikhlas. Pengertian yang kedua adalah bahwa anak yangn akan belajar silat dia pergi ke surau dengan hati yang bersih..
4.      Sirih (lengkap)
Sirih terdiri dari daun sirih, kapur sirih, tembakau, pinang, kapur sirih. Syarat ini mengibaratkan kepada seperti penyambutan/penerimaan.
5.      Beras sekambuik (1 Liter)
6.      Pisau
7.      Jarum
8.      Cabe rawit
Cabe rawit lebih mengarah kepada pembelajaran. Seperti salah baki ampun batang / sakit teman sakit kita. Sehingga di dalam surau harus dirasakan secara bersama-sama.
9.      Gula
Gula lebih mengarah kepada bahwa apapun yang dilakukan akan berguna dimana saja berada.
10.  Kain sarung
Kain sarung dimaksudkan sebagai pengganti pakaian guru.
Oleh narasumber lain yaitu H. Rusli. Lebih menjelaskan tentang hubungan silat kepada agama. Silek dikatakan sebagai permainan anak nagari terdiri dari
1.      Sholat yaitu berhubungan dengan Sang Khalik
2.      Silek yaitu berhubungan dengan sesama atau silaturahmi.
Mempelajari silek  bukan tentang sebuah perkelahian tetapi silek  adalah sebuah raso atau rasa. Bukan sebagai bela diri tetapi untuk membina akhlak (karakteristik/bartaratiak). Silek Tuo Pusako Lamo bukan untuk dipertandingkan karena pembentukan akhlak tersebut, silek ini menjadikan raso adalah bagian tertinggi dalam pendalaman silek itu sendiri.
Oleh karena itu silat dibagi menjadi dua bagian yaitu laga atau pertandingan dan tradisional yaitu hubungan silaturahmi. Silat juga merupakan bayang-bayang. Maksud sebagai bayang-bayang artinya bahwa silat bukan untuk menyakiti, ibarat semut diinjak tidak mati, alu disenggol patah tiga.
Tempat untuk belajar silek adalah surau. Menurut KBBI surau adalah tempat (rumah) umat islam melakukan ibadatnya (mengerjakan salat, mengaji, dan sebagainya). Ciri-ciri surau biasanya berada di perbukitan atau lebih masuk ke dalam pedesaan dan tidak dikhalayak ramai atau keramaian seperti pusat kependudukan. Surau dijadikan sarana pendidikan non formal untuk membentuk karakteristik seorang anak atau membuat anak berbudi, diajar agama, adat disertai dengan keterampilan silek. Oleh sebab itu, surau menjadi tempat menuntut ilmu hingga belajar silek.
Belajar silek maka akan berkaitan dengan raso dan pareso. Raso dapat diartikan sebagai simpati. Simpati adalah keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah, dan sebagainya) orang lain. sedangkan pareso dapat diartikan sebagai empati. Empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinnya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. sehinga keduanya yaitu raso dan pareso berkaitan satu sama lain. Hal lainnya dapat juga ditemukan didalam silek yaitu sebuah permainan. Dikatan sebuah permainan karena silek mengajarkan dalam melatih mental seseorang (murid). Ada berbagai hal untuk membentuk melatih seperti menggunakan benda tajam hanya saja jangan melukai. Itulah syarat dalam belajar silek.
Belajar silek di surau biasanya menggunakan peci, kain sarung, dan celana hitam. Apabila Guru silek  memberikan izin kepada murid, maka murid tersebut sudah mendapatkan izin. Izin yang dimaksud adalah salah satu syarat dalam belajar silek. Hal yang paling sulit biasanya di salah satu syarat belajar silek yaitu memotong ayam. Ada alasan kenapa syarat ini menjadi paling sulit. Karena yang memotong ayam juga hanya orang tertentu yang bisa melakukannya serta dari ayam tersebut bisa dilihat niat murid yang akan belajar silat, apakah murid tersebut belajar silat sepenuhnya, setengah-tengah, atau sebagainya. Makanya belajar silek sesuatu yang perlu dipertimbangkan, walaupun silek menjadi sesuatu yang tidak tabu bagi masyarakat, karena pada zaman dahulu silek sudah diajarkan di surau. Dan bagi anak laki-laki yang sudah baligh akan diantarkan orang tuanya ke surau untuk belajar.
Dalam silek ada beberapa poin penting untuk diketahui, diantaranya adalah
1.      Silat tidak hanya persoalan bela diri
Metode yang diajarkan juga berkaitan dengan adat, agama, pendidikan karakter, serta muatan lokal.
2.      Adab silat sangat ketat karena juga mengarah kepada proses berfikir.
Menurut H. Rusli silat secara lahir mencari kawan, secara batin mencari Tuhan. maksud dari kalimat ini mengarah kepada bahwa secara fisik tidak untuk bertarung (mengarah kepada pembelajaran, kemampuan masing-masing tidak untuk berkelahi hanya untuk memperagakan saja) serta dahulu melepaskan murid yangn belajar silat juga dilihat secara emosional sang guru. Emosional guru sangat menentukan apakah murid tersebut sudah mencapai puncak atau tamat kaji (menyelesaikan).
Hal lainnya yaitu garak jo gariak hampir sama dengan raso jo pareso. Sehingga secara visual dari pergerakan silek  terlihat cara saling merespon dan setiap yang melakukan pergerakan akan tahu detail dari gerak tersebut atau bisa dikatakan sebelum sesuatu terjadi terlebih dahulu sudah tahu dampak yang akan terjadi setelah melakukannya.
Ada dua bagian dalam silat sekarang di Minangkabau yaitu tergabung ke dalam  IPSI (Induk Organisasi Cabang Olahraga) dan Silat Tuo. Pengarahan keduanya pun sangat berbeda. IPSI silat yang diajarkan lebih mengarah kepada perlombaan dan olahraga sedangkan silat tuo mengarah kepada esensi silat itu sendiri.
Jenis-jenis aliran silat di Minangkabau yaitu
1.      Silek Alang Babega
2.      Silek Harimau Campa
3.      Silek Baringin Marapi
4.      Silek Luhak Tanah Datar
5.      Silek Kambiang Hitam
6.      Silek Kumango
Terdahulu aliran Silek terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu
1.      Silek Harimau Campa dari Kamboja
2.      Silek Kucing Siam dari Siam/Thailand
3.      Silek Anjing Mualim
4.      Silek Kambiang Hutan dari India sebagai hulu baling raja.
Dari beberapa paparan yang disampaikan oleh guru silek  yaitu Tan Panggak dan H. Rusli, maka didapatkan review tentang penjelasan silek pada hari pertama. Albert Rahman Putra selaku Ketua Umum Komunitas Gubuak Kopi dan Yunus Hidayat merevier bahwa dalam Silek terdapat Garak Jo Gariak. Garak merupakan gambaran sehari-hari dan garik merupakan respon/refleks (insting) seseorang. Kemudian Silek juga memiliki lima langkah lima step ke depan. Oleh karena itu, silek tuo  adalah proses pembelajaran dan mempelajari bahwa silek bukan untuk saling memukul, hanya melihat beberapa titik masing-masing lawan untuk diketahui tanpa menyentuh lawan. Hal penting lainnya bahwa titik tertinggi dari  silek yaitu mati.
Lapuak-lapuak Dikajangi adalah sebuah perhelatan dari kegiatan studi pelestarian tradisi melalui platform multimedia. Kegiatan ini pertama kali digagas oleh Gubuak Kopi melalui program lokakarya Daur Subur pada tahun 2017, sebagai rangkaian presentasi public dalam membaca tradisi masyarakat pertanian. Sehingga untuk keberlanjutannya pada tahun 2018 Komunitas Gubuak Kopi menghadirkan kegiatan kolaborasi seni media dalam membaca nilai-nilai tradisi “silek”. Pada minggu pertama para partisipan diajak unutk mengikuti kuliah umum mengenai tradisi silek, observasi, dan bertemu beberapa perguruan/narasumber silat. Minggu berikutnya, para partisipan mendiskusikan ketertarikan isu, memproduksi karya, dan berpameran. Komunitas Gubuak Kopi mengatakan bahwa silat bukanlah hal yang asing bagi kita, silat secara tradisi dilihat sebagai lembaga pendidikan karakter, yang didalamnya meliputi olahraga, olah rasa, olah pikiran, dan lainnya.
Kegiatan Lapuak-Lapuak Dikajangi #2 adalah sebuah kegiatan lokakarya/kolaborasi seni multimedia. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 14 Oktober – 4 November 2018 di SKB Kota Solok. Untuk pameran dari hasil lokakarya/kolaborasi tersebut pada tanggal 1-4 November 2018. Kegiatan ini dipimpin oleh Direktur Program Delva Rahman, dan Albert sebagai Ketua Umum Komunitas Gubuak Kopi serta bekerja sama dengan Indonesiana, Silek Arts Festival, Seni Media. Dan didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Direktorat Kesenian, Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Pemerintah Kota Solok, serta masyarakat Kota Solok. Adapun Media Partner mendukung kegiatanini yaitu Solok Milik Warga, Info Sumbar, Kaba, Minang Young Artist Project, Sudut Payakumbuh, Info Kobar, Takasiboe, Jajak Kaki Solok, Klok Positif.
Seniman partisipan: Zekalver Muharam (Solok), Arum Dayu (Bandung), Prasasti Wilujeng Putri (Jakarta), Dewi Safrila (Pekanbaru), Ragil Dwi Putra (Jakarta), Palmer Keen (Yogyakarta/Amerika), Hafizan (Padang), Jatul Dokter Rupa (Lombok), Ade Jhori (Padangpanjang).

KATO "Nyap - nyap!!!"

Sumber Foto : Noza (Wa_29 November 2021) Dinas Pariwisata Provinsi Riau melangsungkan kegiatan Kenduri Riau selama 4 hari  dari tanggal 26-2...